Stadium General Program Pascasarjana

Bertempat di Gedung Program Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal, Selasa (20/02/18) Program Studi Magister Agribisnis menggelar acara Stadium General yang mengangkat topik “Sustainable Supply Chain and Standards : case study in Africa” Hadir sebagai narasumber Dr. rer.agr. Marco Hartmann (GIZ, GmbH, Head of Programme on Sustainable Supply Chain and Standards). Dr. Hartmann mendapatkan gelar doktor dari Humbolt University, Berlin (Jerman) dalam program studi “Agricultural Project” dan selama beberapa tahun bekerja sebagai dosen di program studi yang sama. Sebelum bekerja di proyek Afrika, beliau bekerja selama 5 tahun di Arab Saudi dalam bidang pertanian organik.

Kaprodi Program Magister Agribisnis, Dr. Ir. Suyono, M.S., menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta terdiri dari mahasiswa, dosen dan koordinator program pascasarjana multi disiplin (Agribisnis, Penyuluhan Pertanian, Ilmu Lingkungan, dan Bioteknologi), serta dosen Program Studi S1 Agribisnis.

Direktur Program Pascasarjana Unsoed Prof. Ir. Totok Agung DH, M.P., Ph.D memberikan sambutan sekaligus membuka acara, dalam sambutannya, Prof. Totok menyampaikan bahwa kegiatan stadium general ini sangat relevan diikuti oleh mahasiswa program pascasarjana multi disiplin untuk menambah wawasan mereka terkait materi pertanian berkelanjutan dan rantai pasok (Supply Chain) sesuai dengan visi UNSOED maupun Program Pascasarjana. Diharapkan lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan akademik dengan narasumber dari luar negeri untuk menambah informasi dan teknologi baru yang aplikatif.

Stadium general yang berlangsung selama 2 jam, diawali dengan penyampaian materi oleh Dr. Hartmann. Disampaikan tentang implementasi program pertanian untuk mengentaskan kemiskinan di negara-negara Afrika (Malawi, Senegal, dan Ghana). Program ini dilaksanakan atas inisiasi pemerintah Jerman dengan pemerintah negara setempat dan didukung oleh lembaga-lembaga internasional dan nasional. “Implementasi setiap proyek berbeda antar negara, disesuaikan dengan kondisi negara tersebut. Dalam aplikasinya proyek ini mengalami banyak kendala diantaranya kondisi sosial ekonomi politik di negara tersebut, iklim, dan ketersediaan sumberdaya alam setempat”, ungkapnya.

Maju Terus Pantang Mundur, Tak Kenal Menyerah

Sumber: http://unsoed.ac.id